Penjudi Tajen di Bali, Pantang Diperjalanan Disapa Orang Hingga Potong Ayam Kurungan

By | September 5, 2017
Penjudi Tajen di Bali, Pantang Diperjalanan Disapa Orang Hingga Potong Ayam Kurungan – Masih ingat saat seorang ibu pedagang bubur yang mendadak melahirkan di arena Tajen di banjar Cengolo, Desa Sudimara, Tabanan di Bali. Sontak saja saat itu juga para penggemar judi sabung ayam langsung membubarkan diri. Lho kok? ‎
Penjudi Tajen di Bali, Pantang Diperjalanan Disapa Orang Hingga Potong Ayam Kurungan
 
Lahirnya putra Luh Seniwi (35)‎ bagi kalangan bebotoh istilah bagi penggemar sabung ayam di Bali dianggap tidaklah wajar. Karena bayi yang diberinama Arenata atau singkatan dari Arena Tajen, ini terlahir ditengah kalangan arena tajen.
“Banyak klenik atau mitos yang sudah datang dari turun temurun soal tajen. Ada banyak pantangan agar tidak ketikan sial, salah satunya adanya kelahiran sang jabang bayi,” Aku seorang bebotoh tajen yang minta nama samarannya disebutkan.
Pria yang akrab disapa Logo ini mengaku saat bayi itu terlahir di arena tajen. Itu artinya sudah leteh atau kotor dan sial. Jadi kalau tajen tetap diteruskan maka seluruh bebtoh yang ada saat itu akan ketikan sial. Karenanya kata dia semua yang mengerti tanpa diperintahkan langsung membubarkan diri.‎
“Kalau istri saya lahiran di rumah atau orang di dalam rumah tempat saya tinggal ada yang melahirkan, apalagi istri sendiri. Wajib puasa tiga bulanan tidak melakukan kegiatan sabung ayam,” bebernya yang sudah jadi tradisi.
Mitos lainnya, kata dia bila sedang membawa ayam aduan sangat pantangan melintas di rumah orang sedang ada mayat atau kematian.
“Kalau di depan jalan ada orang kematian, mending ambil jalur lain untuk menuju arena tajen. Daripada sial ayam kalah,” ungkapnya.
Ada banyak kata Logo soal pantangan bagi para bebotoh tajen yang percaya atau tidak tetap dijalankan. Bahkan bila bebotoh punya ayam belasan ekor, jika satu ekor saja ayamnya dilintasi apalgi di patuk ular. Itu artinya kata dia sial menahun.
“Lebih baik setahun tidak pelihara ayam aduan. Semisal punya 10 ekor ayam, satu ekor saja dilewati ular. Lebih baik seluruh ayam dijual daripada rugi, sudah tentu akan kalah itu semua ayam kurungannya,” yakinnya.
 
Hal paling ketat, menurut dia jika akan berangkat ke arena tajen bila membawa ayam aduan. Pantang untuk disapa orang diperjalanan. “Kalau mau ke tajen jangan tolah toleh, apalagi ditegur orang dan kita menyaut. Sial deh itu,” akunya, serambi meyakinkan yang paling besar kutukannya adalah pantang memotong ayam jantan untuk dikonsumsi.‎